
Sei Rampah, Jurnalkota.com – Seorang IRT (Ibu rumah tangga), Tonggoria Tambun, warga Desa Bakaran Batu, Kecamatan Sei Bamban, kehilangan bayi yang dikandungnya setelah diduga tidak mendapat penanganan cepat dan tepat dari pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Sultan Sulaiman, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Sudiyanto Siregar, suami korban,menceritakan kejadiannya kepada awak media,bahwa istrinya masuk ke RSUD Sultan Sulaiman dalam kondisi kontraksi darurat pada hari Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari. Namun, hingga berjam-jam lamanya, tidak ada tindakan cepat dari pihak medis rumah sakit.
“Istri saya masuk rumah sakit pukul 01.30 WIB dini hari, tapi sampai siang tidak ada penanganan serius. Akhirnya, pukul 13.32 WIB siang pihak RSUD Sultan Sulaiman menyatakan bayi dalam kandungan meninggal dunia,” ujar Sudiyanto dengan nada geram, Sabtu (6/9/2025).


Dokter Jaga Tidak Ada Saat Pasien Darurat
Lebih ironis lagi, menurut keterangan keluarga, sejak dini hari hingga menjelang siang tidak ada dokter yang datang untuk menangani pasien. Saat ditanya keberadaan dokter, perawat hanya menyebut bahwa dokter sedang dihubungi, tetapi belum tiba di rumah sakit.
“Kami seakan dipermainkan oleh pihak rumah sakit. Kami tanya dokter umum yang menangani, tapi jawabannya hanya, dokter belum datang. Dokter yang baru datang siang hari malah mengatakan ini sudah terlambat ditangani sehingga bayi tidak bisa diselamatkan,” ungkap keluarga korban penuh emosi.
Keterangan tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa lambannya respon tenaga medis menjadi faktor utama kematian bayi yang seharusnya masih bisa diselamatkan.
Atas kejadian tragis ini, keluarga korban menilai ada kelalaian serius yang harus dipertanggungjawabkan pihak RSUD Sultan Sulaiman. Mereka juga mempertanyakan sistem pelayanan dan manajemen rumah sakit pemerintah yang seharusnya siaga 24 jam, khususnya untuk kasus darurat seperti ibu hamil yang hendak melahirkan.
“Ini bukan hanya tentang bayi kami yang meninggal, tapi juga tentang sistem pelayanan yang amburadul. Kami akan mencari keadilan, bahkan melalui jalur hukum, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, dan meminta pihak Kepolisian segera menindaklanjuti karena telah menghilangkan nyawa anak saya yang masih dalam kandungan,” tegas Sudiyanto. (RNH)