Mafia BBM Bersubsidi Marak di Pekanbaru, Aparat Penegak Hukum Terkesan Tutup Mata

BAGIKAN:

RIAU, Jurnalkota.com — Mafia BBM bersubsidi makin marak di Kota Pekanbaru. Hal ini tak lepas dari lemahnya penegakan hukum yang dilakukan. Selain itu juga terkesan bahwa aparat penegak hukum seperti tutup mata dan enggan melakukan tindakan tegas pada para mafia BBM. Mereka seperti diberikan ruang yang luas oleh Polresta Pekanbaru maupun Polda Riau.

Para mafia diduga bekerjasama dengan pihak SPBU demi mendapatkan BBM. Pada umumnya mereka beraktivitas pada malam hari agar tidak banyak orang yang memantau. Wajar saja karena malam hari merupakan surga bagi para penjahat termasuk mafia minyak.

Salah satu mafia BBM yang tertangkap tangan oleh awak media saat melakukan pengisian BBM jenis Solar di SPBU 13.282.621 yang terletak di jalan Pesantren.

Sopir mobil dari mafia minyak bernama Boy ini terlihat sedang mengisi BBM jenis Solar dengan santai. Mobil hitam yang digunakan diduga telah dimodifikasi sehingga mampu menampung minyak dengan cukup banyak.

Meskipun telah tertangkap tangan sedang mengisi di SPBU 13.282.621 namun aktivitas pengisian tetap berlanjut. Mereka seakan-akan tidak terpengaruh dengan kedatangan awak media.

Sebuah indikasi bahwa mereka merasa telah kebal hukum dan merasa bahwa tidak akan ditangkap oleh penegak hukum.

Saat awak media mencoba mendekat dan bertanya ke sopir mobil BBM bersubsidi ini, dengan santai menyebutkan pemilik mobil tersebut.

Bahkan sopir ini juga coba mencatut nama AURI dalam penjelasannya. “Mobil langsir ini milik AURI.Tapi kami tak tahu nama AURI nya karena kami cuma pekerja,” ujar Boy. Saat didesak mau dibawa kemana BBM ini, sopir cuma menjelaskan bahwa akan dibawa ke gudang milik lereng.

“Minyak ini akan dibawa kegudang milik lereng. Sebab BBM ini ditimbun di sana dulu. Baru nanti akan didistribusikan.Tapi tak tahu kemana akan dijualnya,” lanjut Boy.

Baca juga:  BPK-RI Banten Temukan Penyimpangan Anggaran BBM untuk Sopir Truk Sampah, DLH Kab. Tangerang Dituding Tidak Transparan

Bebasnya aktivitas pengisian BBM di SPBU Pesantren ini juga turut dikeluhkan oleh masyarakat yang mau mengisi BBM. Menurut salah seorang sopir yang sedang antri, pihak SPBU seperti lebih memprioritaskan para mafia BBM.

“Kami merasa bahwa pihak SPBU seperti lebih memprioritaskan para mafia BBM untuk mengisi BBM, meskipun antrian panjang tapi mereka tetap dapat tempat dan waktu cukup lama. Padahal kami juga sangat diburu waktu dan butuh BBM. Kadang kami tak bisa dapat minyak karena telah diborong oleh para mafia. Padahal minyak ini jelas jelas diperuntukkan bagi masyarakat tertentu bukan bagi para mafia,” ujarnya.

“Aktivitas seperti ini telah cukup lama terjadi. Tapi seperti terjadi pembiaran oleh aparat penegak hukum. Padahal jarak Polsek juga tidak jauh dari sini. Apakah memang diberikan kebebasan maka mereka bisa lancar beraktivitas. Kami berharap agar APH bisa melihat ini dan melakukan tindakan nyata sehingga bisa mengurangi kesengsaraan masyarakat. Jangan biarkan SPBU nakal dan mafia bisa berbuat sesuka hati. Hukum harus ditegakkan agar tidak ada lagi penyimpangan di negeri ini. Mafia hanya pikirkan keuntungan pribadi dan kelompoknya saja tanpa peduli nasib masyarakat,” pungkasnya. (Eri)

BAGIKAN: