TANGERANG SELATAN . Jurnalkota.Com, – Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Tangerang Selatan, Sosialisasi tentang pemanfaatan air dan dampak pada lingkungan. Air permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tanah, seperti sungai, danau, waduk, rawa, dan laut. Sumber air ini berasal dari presipitasi (hujan), pencairan es, serta limpasan air dari tanah atau pegunungan. Air permukaan sangat penting untuk kebutuhan domestik, irigasi, industri, pembangkit listrik, dan ekosistem alami.
Contoh Air Permukaan.
1. Sungai: Aliran air yang bergerak dari sumber di pegunungan hingga muara.
2. Danau dan Waduk: Kolam air besar, baik alami maupun buatan, sering digunakan untuk rekreasi dan sumber air minum.
3. Rawa: Daerah basah yang kaya akan keanekaragaman hayati.
4. Laut dan Samudra: Air asin yang membentang luas, berperan dalam siklus air global dan iklim.
Manfaat Air Permukaan
* Konsumsi manusia: Sebagian besar air minum berasal dari sungai dan waduk.
* Irigasi pertanian: Sungai dan waduk memasok air untuk pertanian.
Energi: Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memanfaatkan aliran sungai.
* Ekosistem: Air permukaan mendukung kehidupan hewan dan tumbuhan air.
Jenis-Jenis Air Tanah.
1. Air Tanah Dangkal:
* Berada di lapisan atas (akuifer tidak tertekan).
* Mudah diakses melalui sumur dangkal.
* Rentan terhadap pencemaran. 2. Air Tanah Dalam:
* Tersimpan dalam akuifer tertekan di kedalaman lebih dalam.
* Biasanya diambil menggunakan sumur bor.
Manfaat Air Tanah
* Kebutuhan rumah tangga: Digunakan untuk minum, mandi, dan mencuci.
* Pertanian: Menyediakan air untuk irigasi, terutama di musim kemarau.
* Industri: Sumber air bagi proses produksi.
* Cadangan saat kekeringan: Air tanah menjadi andalan ketika sumber air permukaan mengering.
Syarat-Syarat Air Bersih
1. Syarat Fisik
* Jernih: Tidak berwarna keruh atau pekat.
* Tidak berbau: Air harus bebas dari bau busuk atau aroma tak sedap.
* Tidak berasa: Air tidak boleh memiliki rasa asin, pahit, atau aneh.
* Suhu normal: Tidak terlalu panas atau dingin (umumnya antara 20-30°C).
2. Syarat Kimia
* pH netral: Nilai pH antara 6,5 – 8,5.
* Bebas zat beracun: Tidak mengandung logam berat (seperti timbal, merkuri, atau arsenik).
* Kandungan mineral seimbang: Harus mengandung mineral dalam batas aman (kalsium, magnesium, dll.).
* Bebas bahan kimia berbahaya: Seperti pestisida, deterjen, atau bahan kimia industri.
3. Syarat Biologis
* Bebas dari mikroorganisme patogen: Tidak boleh
mengandung bakteri, virus, atau parasit berbahaya (seperti Escherichia coli atau Salmonella).
* Tidak ada plankton berbahaya atau alga beracun: Yang bisa memicu gangguan kesehatan atau bau tidak sedap.
Syarat Air Minum.
(Permenkes No. 1. Penyakit Akibat Bakteri RI No. 492/Menkes/Per/IV/ 2010) Menurut standar air minum di Indonesia.
* Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
* Bebas dari mikroba patogen seperti E. coli dan koliform.
* pH air: 6,5 – 8,5.
* Total zat padat terlarut (TDS): Maksimal 500 mg/L.
* Kadar nitrat dan nitrit: Tidak lebih dari batas yang ditentukan karena bisa memicu keracunan.
* Kolera:
* Disebabkan oleh Vibrio cholerae.
* Gejala: Diare parah, dehidrasi, muntah.
* Penularan: Air atau makanan yang terkontaminasi.
* Demam tifoid (tipes):
* Disebabkan oleh Salmonella typhi.
* Gejala: Demam tinggi, lemas, sakit kepala, sembelit atau diare.
* Penularan: Air minum atau makanan yang terkontaminasi.
* Leptospirosis:
* Disebabkan oleh bakteri
Leptospira.
* Gejala: Demam, sakit kepala, nyeri otot, gagal ginjal pada kasus parah.
* Penularan: Kontak dengan air yang tercemar urin hewan.
2. Penyakit Akibat Virus
* Hepatitis A:
* Disebabkan oleh virus Hepatitis A.
* Gejala: Kuning (jaundice), mual, demam, lemas.
* Penularan: Air atau makanan yang terkontaminasi virus.
* Polio:
* Disebabkan oleh virus polio.
* Gejala: Lumpuh sebagian tubuh (paralisis), terutama pada anak-anak.
* Penularan: Air atau makanan yang terkontaminasi tinja penderita.
3. Penyakit Akibat Parasit
* Giardiasis:
* Disebabkan oleh parasit Giardia lamblia.
* Gejala: Diare kronis, kembung, mual.
* Penularan: Air yang terkontaminasi kotoran.
* Amebiasis:
* Disebabkan oleh Entamoeba histolytica.
* Gejala: Diare berdarah, nyeri perut.
* Penularan: Air atau makanan yang tercemar.
* Disebabkan oleh Entamoeba histolytica.
* Gejala: Diare berdarah, nyeri perut.
* Penularan: Air atau makanan yang tercemar.
* Schistosomiasis (Bilharzia): • Disebabkan oleh cacing Schistosoma.
* Gejala: Ruam, demam, diare, dan masalah hati atau kandung kemih.
* Penularan: Masuknya larva melalui kulit saat kontak dengan air.
4. Penyakit Akibat Zat Kimia Berbahaya
* Keracunan arsenik:
* Disebabkan oleh air minum yang tercemar arsenik.
* Gejala: Kerusakan kulit, kanker, dan masalah organ dalam.
* Keracunan nitrat:
* Umumnya terjadi pada bayi (blue baby syndrome).
* Nitrat dalam air mengganggu kemampuan darah mengangkut oksigen.
5. Penyakit Akibat Jamur
* Infeksi kulit (dermatitis air):
* Disebabkan oleh jamur yang tumbuh di air yang kotor atau tidak mengalir.
* Gejala: Gatal, ruam, iritasi kulit.
Air bersih dan sanitasi yang buruk memiliki hubungan erat dengan stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang selama periode penting pertumbuhan (1000 hari pertama kehidupan). Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan anak. yang lebih pendek dari standar usianya, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif dan kesehatan jangka panjang, Pengaruh Air Tidak Bersih dan Sanitasi Buruk terhadap Stunting.
1. Diare Berulang
* Air minum yang terkontaminasi bakteri seperti E. coli atau Salmonella menyebabkan infeksi usus dan diare.
* Diare berulang mengakibatkan penyerapan nutrisi terganggu, sehingga tubuh anak kekurangan gizi.
2. Infeksi Cacing Usus
* Anak yang terpapar air atau lingkungan yang tidak higienis rentan terkena cacingan (ascariasis, ankilostomiasis). • Infeksi cacing mengurangi penyerapan nutrisi, sehingga pertumbuhan anak terhambat.
3. Enteropati Lingkungan
* Sanitasi buruk menyebabkan gangguan pada usus yang disebut enteropati lingkungan, di mana dinding usus rusak akibat paparan patogen terus-menerus.
* Kondisi ini mengganggu penyerapan gizi dan memicu peradangan kronis.
4. Kurangnya Akses Air untuk Kebersihan Pribadi
* Jika air bersih tidak tersedia, praktik kebersihan seperti mencuci tangan sulit diterapkan, meningkatkan risiko infeksi dan penyakit menular.
* Kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun dapat mengurangi diare hingga 50%.
5. Sanitasi Buruk dan Kontaminasi Lingkungan
* Lingkungan dengan sistem pembuangan limbah yang buruk meningkatkan risiko anak terpapar patogen penyebab infeksi.
* Intrusi feses manusia ke dalam
sumber air memperparah penyebaran penyakit dan kekurangan gizi.
Kebutuhan Air Harian bagi Tubuh.
1. Minum dan Metabolisme Tubuh
* Rekomendasi umum: 2-2,5 liter per hari untuk orang dewasa (sekitar 8 gelas).
* Kebutuhan ini bisa meningkat tergantung usia, jenis kelamin, suhu lingkungan, dan aktivitas fisik.
2. Kebersihan Diri
* Mandi: Sekitar 30-50 liter per orang per hari.
* Cuci tangan dan wajah: Mencegah penularan penyakit.
3. Masak dan Konsumsi
* Memasak dan minum: 3-5 liter per orang per hari.
4. Kebersihan Lingkungan dan Sanitasi
* Menyiram toilet: 6-12 liter per flush.
* Cuci pakaian dan peralatan: 20-50 liter per hari tergantung penggunaan. (ADV)